Teknologi semakin berkembang, masyarakat diminta untuk mengikuti perkembangan tersebut secara tidak langsung. Baru-baru ini pemerintah memberikan subsidi untuk masyarakat yang ingin mengkonversi kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) ke listrik. Alangkah baiknya masyarakat mengetahui plus minus konversi motor bbm ke motor listrik, sebelum mengikuti program tersebut.
Seperti diketahui, konversi motor listrik adalah pengubahan komponen kendaraan berpenggerak BBM secara sebagian atau keseluruhan dengan komponen kendaraan berpenggerak listrik. Lalu apa saja plus dan minus konversi listrik pada kendaraan?
Contents
Minus Konversi Motor Listrik Saat ini
Konversi listrik memang sangat mungkin untuk dilakukan. Namun ada beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan masyarakat yakni sebagai berikut, dikutip dari berbagai sumber.
Komponen Motor Listrik Masih Terbatas
Komponen motor BBM saat ini lebih banyak beredar di pasaran dibanding komponen motor listrik. Hal ini diperkirakan menyulitkan pemilik kendaraan listrik saat motor mengalami kerusakan pada salah satu komponennya.
Tidak Bisa Dilakukan di Semua Bengkel
Harus diketahui bahwa konversi listrik bisa dilakukan namun tidak semua bengkel bisa melakukan konversi tersebut. Pemerintah pun mensyaratkan bengkel yang telah ditunjuk untuk melayani konversi sepeda motor BBM ke listrik. Saat terjadi kerusakan yang tak diduga, pemilik kendaraan listrik tak bisa membawa ke bengkel biasa.
Biaya Konversi Mahal
Meski masyarakat memberikan subsidi, namun biaya konversi BBM ke listrik cukup mahal. Dana yang dibutuhkan diperkirakan mencapai Rp18 juta sesuai dengan kondisi motor. Namun ada pula yang hanya membutuhkan dana sekitar Rp14,1 juta bagi motor non-matic, dan Rp15 juta khusus matic.
Dana yang besar tersebut dibutuhkan untuk berbagai keperluan mulai dari pembelian komponen baterai, BLDC,biaya jasa pasang, biaya uji fisik, penyesuaian STNK, dan sebagainya.
Dana konversi yang dibutuhkan juga tergantung pada jenis dan kondisi kendaraan. Jika banyak perubahan yang harus dilakukan pada konversi listrik maka biaya yang harus dikeluarkan semakin mahal.
Stasiun Pengisian Listrik Masih Terbatas
Saat ini stasiun pengisian listrik masih belum sebanyak POM Pertamina, sehingga pemilik kendaraan harus teliti memperhitungkan kebutuhan daya dengan jarak tempuh. Jika perhitungan meleset maka kendaraan listrik akan mati.
Sedangkan Plus Konversi Motor Listrik
Ramah Lingkungan
Faktor ini jadi salah satu pertimbangan besar Pemerintah. Motor listrik tidak mencemari udara sehingga mendukung program Pemerintah yakni Net Zero Emission pada 2060.
Minim Perawatan
Motor listrik tidak membutuhkan perawatan rutin karena tidak membutuhkan oli, tidak perlu mengganti rantai, dan sebagainya.
Operasional Lebih Hemat
Pengoperasian motor listrik juga dinilai lebih hemat karena tak membutuhkan biaya perawatan rutin atau penggantian komponen kendaraan berkala. Motor listrik juga lebih hemat karena harga yang harus dikeluarkan untuk isi ulang listrik lebih murah dibanding harga BBM.
Lebih Ringkas
Keringkasan motor listrik bisa jadi pertimbangan. Kendaraan listrik mengandalkan dinamo yang langsung tersambung di roda belakang sehingga lebih ringkas. Kondisi tersebut juga penyaluran tenaga ke roda lebih maksimal.
Seperti yang telah dikemukakan di awal, Pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp7 juta per unit untuk konversi motor listrik dengan total kuota terbatas sebanyak 50.000 unit hingga akhir tahun ini.